Mengenal Al Jumlah / Kalimat

Dalam bahasa arab, Al Jumlah/kalimat ditinjau dari kata yang memulainya terbagi 2 :
1. Jumlah ismiyyah (جملة إسمية)
2. Jumlah fi’liyyah(جملة فعلية)
Penjelasan :
1. Jumlah ismiyyah
Adalah setiap Al Jumlah yang diawali oleh isim.
Contoh :
Al-Waladu yaqra-u Al-Qur’aana (الوَلَدُ يَقْرَأُ القُرْآنَ) = Anak laki-laki itu sedang membaca Al Qur’an
“Al Waladu” adalah isim. Maka Al jumlah di atas disebut jumlah ismiyyah karena diawali isim.
Contoh dari Al Qur’an adalah firman Allah Ta’ala,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam Al Qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al Qadr : 3)
Lailah (لَيْلَةُ) adalah isim. Maka Al jumlah di atas adalah jumlah ismiyyah.
Contoh dari hadits adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
“Kebersihan itu setengah keimanan” (HR. Muslim)
At Thuhur (الطُّهُورُ) adalah isim. Maka Al jumlah di atas adalah jumlah ismiyyah.
2. Jumlah fi’liyyah
Adalah setiap Al Jumlah yang diawali oleh fi’il.
Contoh :
Yaqra-u al-waladu Al-Qur’aan (يَقْرَأُ الوَلَدُ القُرْآنَ) = Anak laki-laki itu sedang membaca Al Qur’an
Yaqra-u (يَقْرَأُ) adalah fi’il. Oleh karena itu, Al Jumlah diatas adalah jumlah fi’liyyah karena diawali fi’il.
(Al Muyassar fii ‘Ilmi Nahwi, hal. 4)
Contoh dari Al Qur’an adalah firman Allah Ta’ala,
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa” (QS. Al Lahab : 1)
Tabbat (تَبَّتْ) adalah fi’il. Maka Al jumlah di atas adalah jumlah fi’liyyah.
Contoh dari hadits adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ
“Islam dibangun di atas 5 perkara” (HR. Bukhari dan Muslim)
Buniya(بُنِيَ) adalah fi’il. Maka Al jumlah di atas adalah jumlah fi’liyyah.
===
Catatan :
1. Al Jumlah ada dua : ismiyyah jika diawali isim, dan fi’liyyah jika diawali fi’il. Pertanyaannya, bagaimana jika suatu kalimat diawali oleh huruf?
Dilihat kata setelah huruf, apakah isim ataukah fi’il. Itu yang akan menentukan. Karena tidak ada “jumlah harfiyyah”. Sebagaimana diterangkan,
“Sebutan sebagai “jumlah ismiyyah” tidak akan berubah meskipun Jumlah ismiyyah kemasukan huruf, baik huruf yang dapat merubah I’rab (huruf ‘aamil, semisal “inna”-pen) ataupun tidak (huruf ‘aathil-pen)” (Al I’rab Al Muyassar, hal. 23)
“Beragam huruf bisa saja masuk kepada fi’il, entah huruf istifham (untuk bertanya), atau huruf syarat, atau huruf nafyi, atau huruf istiqbal (“sin” dan “saufa”). Namun hal tersebut tak berpengaruh terhadap sifat asli Al jumlah (fi’liyyah)” (Idem, hal. 61)
2. Penentuan apakah suatu jumlah/kalimat dalam bahasa arab itu jumlah ismiyyah atau fi’liyyah tergantung kemampuan kita membedakan mana isim mana fi’il dalam suatu kalimat. Itulah pentingnya bisa menentukan mana fi’il dan mana isim.
Bagaimana membedakan isim dan fi’il?
Jawab : Dengan mengenali ciri-cirinya. Isim punya ciri, fi’il juga punya ciri. Dengan mengenalinya,kita bisa membedakan antara jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah.
Wallahu a’lam.
 
Penyusun : Ustadz Yananto Sulaimansyah, S.T (Mudir Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *