Berdasarkan penelusuran para ulama bahasa, ternyata sebagian besar fi’il dalam bahasa arab tersusun dari tiga huruf. Sehingga para ulama menyimpulkan bahwa pada asalnya, fi’il dalam bahasa Arab tersusun dari tiga huruf asli. Mari kita lihat contoh,
mulia = كَرُمَ minum = شَرِبَ makan = أَكَلَ
mendengar = سَمِعَ duduk = جَلَسَ membaca = قَرَأَ
mengetahui = عَلِمَ baik = حَسُنَ berdiri = قَامَ
Karena tersusun dari tiga huruf ini, para ulama bahasa mengungkapkan bahwa tiap kata itu mengikuti suatu pola tersendiri. Pola ini diungkapkan dengan kata
Ada tiga pola dasar untuk fi’il:
1. Pola فَعَلَ
Contoh:
2. Pola فَعِلَ
Contoh:
3. Pola فَعُلَ
Contoh:
Karena pola dasarnya tersusun dari tiga huruf asli, fi’il-fi’il ini disebut sebagai fi’il tsulatsiy mujarrad (الفعل الثلاثي المجرد).
Selanjutnya, kita akan memakai istilah berikut:
1. Faa’ fi’il (فاء الفعل) sebagai sebutan untuk huruf pertama suatu fi’il
2. ‘Ain fi’il (عين الفعل) sebagai sebutan untuk huruf kedua suatu fi’il
3. Laam fi’il (لام الفعل) sebagai sebutan untuk huruf ketiga suatu fi’il
Contoh:
Berarti, untuk kata فَــــتَــحَ:
1. Faa’ fi’ilnya adalah huruf faa’ (ف)
2. ‘Ain fi’ilnya adalah huruf taa’ (ت)
3. Laam fi’ilnya adalah huruf haa’ (ح)
Bersambung insya Allah…
***
Rujukan
Al Hamlawi, Ahmad bin Muhammad. Syadzal ‘Arfi fii Fann ash Sharfi. Dar el Kayan
Rofiq, Aunur. 1432 H. Mukhtaraat Qawaa’id al Lughah al ‘Arabiyyah. Gresik: Pustaka Al Furqon
Oleh: Miftah Hadi Syahputra Anfa
(Alumni Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta 1434/1435 H)